Rabu, 18 Juli 2012

TANPA TITEL


Pagi - pagi gw kangen sama Om gw. Om yang baik, bijak, smart dan menyenangkan dimata gw. Om ini satu - satunya Om yang bisa nyambung kalo gw ngomong abcd. Secara beliau juga berpengalaman kerja di PMA, dan menjadi key person di perusahaan pertambangan asing. Udah gitu jadi anak pertama dari 10 bersaudara, dan terbiasa mandiri, membantu adik - adiknya meraih sukses karena orang tuanya sudah wafat sebelum beliau mengentaskan putra - putrinya. Ditambah lagi, beliau ni seorang anak yang penuh pengabdian kepada orang tua, sehingga menikahi wanita yang dipilihkan orang tua untuknya dan tetap memilih menjadi suami yang setia kepada isteri meskipun pada akhirnya sang isteri tidak dikarunia keturunan. Coba, berapa banyak sih orang sukses yang bisa seperti dia; tetap setia ( dan ini bukan omong kosong ), tetap jadi baik, disituasi yang sangat memungkinkan beliau melakukan hal - hal buruk, dan memilih memfokuskan hanya pada keluarga dan agama diusianya yang senja...

Dan pagi ini gw kangen banget sama beliau. Gw telpon, dan begitulah suara cerahnya langsung terdengar diujung sana " assalamualaikum, bu direktur... wah wah apa kabar ni.."... Begitulah lantas pembicaraan mengalir, keberbagai celetukan, guyonan ringan, petuah dan lain - lain.

Pas gw telpon ternyata beliau lagi di Sidoarjo, sehabis acara reuni SMA di Malang. Dalam acara reuni itu, beliau mengajak istrinya, meskipun beliau tahu tak ada yang dikenal istrinya. Buat beliau sangatlah penting memberikan kenyamanan perasaan terhadap pasangan, jangan sampai pasangan dihinggapi perasaan yang nggak - nggak atau curiga. Apalagi meninggalkan istri di Bogor untuk reunian di Malang, mungkin bukanlah sesuatu yang positif untuk mereka.

Well, terlepas semua itu, ada yang menarik yang dikatakan Om gw ini. Sambil ketawa riang, beliau bilang " wah, Qi.. beneran Om ngerasa jadi muda lagi habis ngumpul sama temen - temen. Bisa ledek2an kaya jaman dulu, apalagi, ngga peduli mereka siapa, guru besar di Universitas terkemuka, pejabat teras di pemerintahan, pengusaha yang sukses, atau pimpinan agama, apa ajalah.. kami ngumpul bener - bener ngga ada beda. Selevel, tanpa titel, baik jabatan , akademis maupun sosial, ngga ada pak Professor, ngga ada pak Dirjen, ngga ada bu Walikota, .ngga ada bu Presdir.. ngga ada mbah, ngga ada bapak, ibu, mbak, adik, mas.... asli, kami bener - bener tanpa titel, hanya dipanggil nama. Setelah sekian lama mengejar titel, nasib dipengaruhi titel.... akhirnya kami sangat bahagia berkumpul tanpa titel..."
Bener banget, gw tiba - tiba ngerinduin suasana kaya gitu. Gimana ya seandainya kita bisa hidup seperti itu. Bahwa kita semua ngga peduli siapa disekitar kita, hanya peduli bahwa mereka adalah temen - temen kita, tetangga kita, kita tetap bisa panggil nama, bercanda - canda....tanpa kita harus merasa jaim... wuuuuuf indahnya bisa hidup seperti itu.... Mungkin, disitu mutual respect justru bisa sejajar... Istilah Om gw, mutual respect yang tanpa melihat titel, baik jabatan, akademis atau sosial....




Tidak ada komentar:

Posting Komentar