Rabu, 18 Juli 2012

UNTUNG GW GAK JADI DEWAN

Gw pernah tergoda pingin jadi dewan. Keinginan yang sebenarnya terpicu atas saran beberapa orang yang gw hormati, sayang dan percaya. Sampai kemudian gw bener2 terjun kedunia itu dan mencalonkan diri disitu.

Sebenarnya background gw ga ada sangkut pautnya dengan dunia politik. Bokap gw seorang kyai, suami gw seorang businessman dan gw sendiri seorang business director disebuah perusahaan asing. Tapi gw memang agak idealis dalam beberapa hal. Gw selalu merasa harusnya gw bisa berbuat suatu hal yang lebih besar dari apa yang gw lakuin selama ini. Dan gw marah dengan para koruptor serta orang - orang licik yang bertebaran dipemerintahan, sehingga gw terpicu untuk membuat sebuah perubahan. Gw juga sering banget kecewa, dengan kemiskinan yang mengharu biru disekeliling gw. Makanya waktu gw ketemu ibu Khofifah Indar Parawansa, gw dimotivasi untuk itu, dan gw setuju. Beberapa orang yang gw hormati, juga mengatakan " kalau mbak sekarang mengkritisi kotornya politik dinegeri ini, sementara mba sendiri ngga mau terjun didalamnya, kapan pemerintahan diisi orang - orang bersih ? " .... gw manggut - manggut, bener juga...

Maka mulailah gw terjun disitu. Selama kampanye, gw merasakan asam garam perpolitikan. Dari terlukanya perasaan karena temen seperjuangan yang ngga bisa dipercaya, juga kemiskinan rakyat yang bahkan sangat dekat dengan kawasan elite, mati - matian makan sajian yang sebenarnya gw gak bisa makan karena kotornya gelas, piring, air minum dan masakan yang aneh, mobil gw yang harus ditarik belasan orang pakai tali karena jalanan yang berlumpur, tetapi juga dielu - elukan masyarakat saat tiba, dicium, dipeluk, bahkan sampai ada yang nangis karena berhasil meluk gw. Dipolitik, gw juga sering merasa kesepian, bahkan dalam satu partai, ternyata persaingan sangat besar. Jauh banget sama organisasi perusahaan dimana gw bekerja. Persaingan memang ngga bisa dihindari, tapi sunggguh, mostly kami sadar bahwa kolaborasi yang baik akan menghasilkan sesuatu dengan maksimal....

Diluar itu semua, terjun ke politik memang perlu kantong tebal. Selain masyarakat yang tiada hentinya datang kerumah, - bahkan sampai subuh -, permintaan ini itu dari masyarakat juga sangat beragam. Alhamdulillah, gw sendiri, tidak terbawa kepada pemberian sesuatu yang ngga bawa manfaat, meskipun gw habis juga ratusan juta. Hampir semua yang gw lakuin, gw fokusin buat membantu kaum miskin dan membantu sesuatu yang mengarah kepada perbaikan pendidikan.

Menariknya, gw juga lantas mengenal banyak sekali preman - preman. Preman yang tiba - tiba bisa sangat santun didepan gw, dan menjadi begitu penurut. Bahkan sampai sekarang, gw masih berteman sama mereka. Mereka juga masih suka ikutan sakit kalau ada orang yang nyakitin gw. Hubungan emosional gw sama mereka memang akhirnya terbentuk.

Dari sakit dan manisnya semua pengalaman diatas, ada lagi yang akhirnya membuat gw bener2 sakit. Saat itu, beberapa orang datang kerumah gw, membawa kartu pemilih yang bergepok2. Mereka bilang, semua orang itu mendukung gw, yang dibutuhin cuman uang, amplopin semua pemilih, dengan 'serangan fajar'... Dan gw baru sadar, memang rakyatlah yang membuat pemerintah dihuni orang-orang berduit tapi berdedikasi buruk. Berapapun yang kita keluarkan, kalau masih belum melakukan serangan fajar, tetep aja tidak ada pengaruhnya. Lantas, ... haruskah gw yang dididik dilingkungan dengan komitmen, dan integritas lakuin itu ? Jawabnya : tidak. Gw ngga mau . Gw cuma berdo'a supaya gw diberikan jalan terbaik. Dan ketika gw gagal disitu, karir gw dikerjaan juga meningkat tajam. Dan gw bersyukur, gw ga jadi anggota dewan. Dengan kerjaan gw, gw bisa kebanyak negara, gratis ... bahkan dapat uang saku. Gw juga dapat gaji HALAL yang jumlahnya tentu lebih dari cukup. Gw juga dihormati dinegara manapun gw berkunjung, sebagai perwakilan sebuah perusahaan besar. Apalagi yang gw cari ? Kalau gw jadi dewan, dengan gaji yang sama, gw masih dicaci maki, disoroti... Kalau gw jadi dewan, gw keluar negeripun dikritisi.., .. dan kalu gw jadi dewan, gw bakal sedih karena temen2 gw ngga pada pegang komitment membela rakyat, bahkan untuk sekedar rapatpun, pada gak bisa hadir... Gw sangat bersyukur karena ngga jadi dewan. Gw sangat bersyukur menjadi gw yang sekarang, hidup bahagia, dan tenang... Ini juga adalah jawaban Allah atas permintaan gw, gw dulu tidak minta menang untuk menjadi dewan.. gw mau gw diberikan jalan terbaik. Dan inilah jalan itu.... Alhamdulillah ya Allah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar